CONTACT PERSON

085215331119

ready stock

Kamis, 11 April 2013

hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang
 Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam  penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).

Konsep pelayanan posyandu adalah dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan setempat dengan menggunakan prinsip lima meja, yaitu dari pendaftaran, penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), penyuluhan gizi terutama pada anak dengan berat badan jauh dibawah berat badan seharusnya dan kelainan klinis, ibu hamil, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti pemberian obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian rujukan ke puskesmas dan rumah sakit jika ditemukan kasus-kasus luar biasa (Depkes RI, 2005)

Kesehatan balita yang dipantau di posyandu lebih ditujukan untuk memantau pertumbuhan (growth monitoring) yaitu suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) dan teratur untuk mengidentifikasi secara dini bila ada gangguan keseimbangan gizi pada bayi dan balita. Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan penting dalam rangka kewaspadaan gizi yang akan berdampak terhadap status kesehatan bayi dan balita (Depkes RI, 2009).

Gizi kurang tahun 2005 pada anak balita sekitar 19,24 % dan gizi buruk sekitar 8,8 %. Gizi buruk atau gizi kurang yang dialami oleh anak akan membawa dampak yang negatif terhadap status kesehatannya (Depkes RI, 2006).

Menurut Lawrence Green perilaku di latarbelakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor-faktor presdisposisi atau predisposing factors seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya, faktor-faktor yang mendukung atau enabling factors (ketersediaan sumber-sumber atau fasilitas), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong yang disebut dengan reinforcing factors (sikap dan perilaku petugas). Perilaku ibu dalam menjaga kesehatan keluarganya, dipengaruhi oleh beberapa karakteristik yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sikap (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:13).

Anak balita di Indonesia berjumlah sekitar 1 juta atau sekitar 28% dari seluruh penduduk Indonesia. Hal ini menunjukkan besarnya sasaran yang harus dicakup dalam pelayanan posyandu, namun yang karena kegiatan posyandu mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu alasan dilakukannya revitalisasi posyandu (Depkes RI, 2007).

Hasil Riskesdas (2010) menunjukkan pemanfaatan posyandu di Indonesia cukup baik untuk balita terutama sampai usia 2 tahun dengan integrasi imunisasi. Aktivitas selanjutnya sampai usia 5 tahun, cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi, mulai dari terendah 10% sampai tertinggi 80%. Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan rutin setiap bulan di posyandu, jika diamati partisipasi ibu balita masih sangat rendah berkisar antara 1-5%. Cakupan program perbaikin gizi pada umumnya rendah, banyak posyandu yang tidak berfungsi dan pemantauan pertumbuhan hanya dilakukan sekitar 30 % dari jumlah balita yang ada.

Fenomena rendahnya Pemanfaatan posyandu sebagai sarana tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat (92,9%) dan terendah di Kepulauan Riau (58,6%). Sedangkan untuk Jawa Barat frekuensi penimbangan balita ditemukan yang lebih dari 4 kali sebesar 61,4%, 1-3 kali 25,4% dan 13,1% tidak pernah ditimbang (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan data laporan bulanan Puskesmas rawamerta Kabupaten karawang pada Januari hingga Desember 2012 terdapat 40 posyandu dalam 8 desa, hasil kinerja posyandu di desa kutawargi belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 90%, presentase cakupan pelayanan, partisipasi masyarakat atau ibu balita dalam pemanfaatan posyandu D/S (80%) target yang ditetapkan 90%, D/K kesinambungan program atau rutinias posyandu (81,70) target yang ditetapkan 90%. Pelaksanaan posyandu sudah berjalan setiap bulanya, dengan jumlah kader 16 orang dalam 4 posyandu, tidak ada bidan desa namun kegiatan posyandu tetap dilaksanakan setiap bulanya oleh bidan wilayah kerja puskesmas rawamerta, Survei awal yang dilakukan pada Januari-maret 2013 dengan mewawancarai 10 orang ibu yang mempunyai balita di posyandu kutawargi, sebagian besar tidak mengetahui pengertian posyandu dan manfaat balita ditimbang ke posyandu. Ibu balita juga menganggap posyandu hanya sebagai tempat melakukan imunisasi, sehingga pada saat balitanya sudah mendapatkan imunisasi dasar tidak lagi dibawa ke posyandu (puskesmas rawamerta 2013).

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengetahuan ibu, yaitu hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa kutawargi  Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.

B.     RumusanMasalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang terlihat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu dengan prilaku ke posyandu, berdasarkan suvey singkat yang dilakukan oleh peneliti didapatkan sebagian besar ibu balita tidak mengetahui tentang pengertian dan manfaat posyandu diakibatkan oleh faktor predisposisi. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu.

C.     TujuanPenelitian
1.   TujuanUmum
Mengetahui hubungan  Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita terhadap pemanfaatan posyandu di Desa Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita terhadap pemanfataan posyandu di desa kutawargi kecamatan rawamerta.
b.      Mengetahui hubungan sikap ibu balita  terhadap pemanfataan posyandu di desa kutawargi kecamatan rawamerta.

D.    Manfaat Penelitian
1.    pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa kutawargi wilayah kerja puskesmas rawamerta.

2.    pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk seluruh petugas kesehatan terutama yang berada di Puskesmas Rawamerta dalam menangani posyandu. Dimana dapat lebih meningkatkan pengetahuan ibu balita untuk mengikuti kegiatan posyandu.

3.    Bagi Penelitian
Diharapkan sebagai langkah awal penelitian berikutnya untuk penelitian sejenis yaitu hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan  posyandu sehingga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan praktek keperawatan yang akan datang.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar