BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006).
Konsep pelayanan
posyandu adalah dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan setempat dengan menggunakan prinsip lima meja, yaitu dari
pendaftaran, penimbangan bayi dan anak, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS),
penyuluhan gizi terutama pada anak dengan berat badan jauh dibawah berat badan
seharusnya dan kelainan klinis, ibu hamil, Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
serta pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, dan pengobatan seperti pemberian
obat-obatan, vitamin A, tablet zat besi (Fe) atau pemberian rujukan ke
puskesmas dan rumah sakit jika ditemukan kasus-kasus luar biasa (Depkes RI, 2005)
Kesehatan balita yang
dipantau di posyandu lebih ditujukan untuk memantau pertumbuhan (growth
monitoring) yaitu suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus
(berkesinambungan) dan teratur untuk mengidentifikasi secara dini bila ada
gangguan keseimbangan gizi pada bayi dan balita. Pemantauan pertumbuhan
merupakan kegiatan penting dalam rangka kewaspadaan gizi yang akan berdampak
terhadap status kesehatan bayi dan balita (Depkes RI, 2009).
Gizi kurang tahun 2005
pada anak balita sekitar 19,24 % dan gizi buruk sekitar 8,8 %. Gizi buruk atau
gizi kurang yang dialami oleh anak akan membawa dampak yang negatif terhadap
status kesehatannya (Depkes RI, 2006).
Menurut Lawrence Green
perilaku di latarbelakangi
atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor-faktor presdisposisi atau predisposing
factors seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan
sebagainya, faktor-faktor yang mendukung atau enabling factors (ketersediaan
sumber-sumber atau fasilitas), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong
yang disebut dengan reinforcing factors (sikap dan perilaku petugas).
Perilaku ibu dalam menjaga kesehatan keluarganya, dipengaruhi oleh beberapa
karakteristik yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, sikap (Soekidjo
Notoatmodjo, 2003:13).
Anak balita di
Indonesia berjumlah sekitar 1 juta atau sekitar 28% dari seluruh penduduk
Indonesia. Hal ini menunjukkan besarnya sasaran yang harus dicakup dalam
pelayanan posyandu, namun yang karena kegiatan posyandu mengalami penurunan
dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi salah satu alasan dilakukannya
revitalisasi posyandu (Depkes RI, 2007).
Hasil Riskesdas (2010)
menunjukkan pemanfaatan posyandu di Indonesia cukup baik untuk balita terutama
sampai usia 2 tahun dengan integrasi imunisasi. Aktivitas selanjutnya sampai
usia 5 tahun, cakupan program atau partisipasi masyarakat sangat bervariasi, mulai
dari terendah 10% sampai tertinggi 80%. Pemantauan
pertumbuhan yang dilakukan rutin setiap bulan di posyandu, jika diamati
partisipasi ibu balita masih sangat rendah berkisar antara 1-5%. Cakupan
program perbaikin gizi pada umumnya rendah, banyak posyandu yang tidak
berfungsi dan pemantauan pertumbuhan hanya dilakukan sekitar 30 % dari jumlah
balita yang ada.
Fenomena rendahnya Pemanfaatan posyandu sebagai sarana tempat penimbangan anak umur 6-59 bulan tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat
(92,9%) dan terendah
di Kepulauan Riau (58,6%). Sedangkan untuk Jawa Barat frekuensi penimbangan balita ditemukan
yang lebih dari 4
kali sebesar 61,4%, 1-3 kali 25,4% dan 13,1% tidak pernah ditimbang
(Riskesdas, 2010).
Berdasarkan
data laporan bulanan Puskesmas rawamerta Kabupaten karawang pada Januari hingga
Desember 2012 terdapat 40 posyandu dalam 8 desa, hasil kinerja posyandu di desa
kutawargi belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 90%, presentase
cakupan pelayanan, partisipasi masyarakat atau ibu balita dalam pemanfaatan
posyandu D/S (80%) target yang ditetapkan 90%, D/K kesinambungan program atau
rutinias posyandu (81,70) target yang ditetapkan 90%. Pelaksanaan posyandu
sudah berjalan setiap bulanya, dengan jumlah kader 16 orang dalam 4 posyandu, tidak
ada bidan desa namun kegiatan posyandu tetap dilaksanakan setiap bulanya oleh
bidan wilayah kerja puskesmas rawamerta, Survei awal yang dilakukan pada
Januari-maret 2013 dengan mewawancarai 10 orang ibu yang mempunyai balita di
posyandu kutawargi, sebagian besar tidak mengetahui pengertian posyandu dan
manfaat balita ditimbang ke posyandu. Ibu balita juga menganggap posyandu hanya
sebagai tempat melakukan imunisasi, sehingga pada saat balitanya sudah
mendapatkan imunisasi dasar tidak lagi dibawa ke posyandu (puskesmas rawamerta
2013).
Berdasarkan
data diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan pengetahuan ibu, yaitu hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan posyandu di desa kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkan uraian dari latar
belakang terlihat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang
posyandu dengan prilaku ke posyandu, berdasarkan suvey singkat
yang dilakukan oleh peneliti didapatkan sebagian
besar ibu balita tidak mengetahui tentang pengertian dan manfaat posyandu diakibatkan
oleh faktor predisposisi. Sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap pemanfaatan
posyandu.
C.
TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
Mengetahui hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Ibu Balita terhadap pemanfaatan posyandu di Desa Kutawargi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
2. Tujuan Khusus
a.
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu balita terhadap pemanfataan posyandu di desa
kutawargi kecamatan rawamerta.
b.
Mengetahui hubungan sikap ibu balita terhadap pemanfataan posyandu di desa kutawargi kecamatan rawamerta.
D.
Manfaat Penelitian
1.
pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi
ilmu pengetahuan tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita
terhadap pemanfaatan posyandu di desa kutawargi wilayah kerja puskesmas
rawamerta.
2.
pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk seluruh petugas kesehatan
terutama yang berada di Puskesmas Rawamerta dalam menangani posyandu. Dimana dapat lebih meningkatkan pengetahuan ibu balita untuk mengikuti kegiatan posyandu.
3.
Bagi Penelitian
Diharapkan sebagai langkah awal
penelitian berikutnya untuk penelitian sejenis yaitu hubungan pengetahuan dan sikap ibu balita terhadap
pemanfaatan posyandu sehingga dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan praktek keperawatan yang akan datang.